perbedaan sel hewan dan sel tumbuhan
Kamis, 17 Januari 2013
0
komentar
perbedaan sel hewan dan sel tumbuhan
1.1. BENTUK SEL
Ada dua tipe sel yang membangun semua benda hidup didunia: prokaryotic dan eukaryotic. Prokaryotic cells, seperti bakteria, tidak mempunyai ‘inti’, sedangkan eukaryotic cells, seperti tubuh manusia mempunyai ‘inti’.
Sel merupakan unit organisasi terkecil yang menjadi dasar kehidupan dalam arti biologis. Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel. Karena itulah, sel dapat berfungsi secara otonom asalkan seluruh kebutuhan hidupnya terpenuhi.
Makhluk hidup (organisme) tersusun dari satu sel tunggal (uniselular, misalnya bakteri,Archaea, serta sejumlah fungi dan Protozoa) atau dari banyak sel (multiselular). Pada organisme multiselular terjadi pembagian tugas terhadap sel-sel penyusunnya, yang menjadi dasar bagi hirarki hidup.
Struktur sel dan fungsi-fungsinya secara menakjubkan hampir serupa untuk semua organisme, namun jalur evolusi yang ditempuh oleh masing-masing golongan besar organisme (Regnum) juga memiliki kekhususan sendiri-sendiri. Sel-sel prokariotaberadaptasi dengan kehidupan uniselular sedangkan sel-sel eukariota beradaptasi untuk hidup saling bekerja sama dalam organisasi yang sangat rapi.
Perbedaan sel tumbuhan dan sel hewan
Sel tumbuhan dan sel hewan mempunyai beberapa perbedaan seperti berikut:
Sel tumbuhan
|
Sel hewan
|
Sel tumbuhan lebih besar daripada sel hewan.
|
Sel hewan lebih kecil daripada sel tumbuhan.
|
Mempunyai bentuk yang tetap.
|
Tidak mempunyai bentuk yang tetap.
|
Secara umum setiap sel memiliki :
· membran sel,
· sitoplasma, dan
· inti sel atau nukleus.
Sitoplasma dan nukleus secara bersama-sama menyusun protoplasma. Di dalam sitoplasma terdapat berbagai organel. Sel tumbuhan, alga dan prokariota mengembangkan dinding sel sementara sel hewan tidak. Beberapa organisme memilikiflagella pada selnya untuk memudahkan pergerakan.
Membran sel
Membran sel membatasi segala kegiatan yang terjadi di dalam sel sehingga tidak mudah terganggu oleh pengaruh dari luar. Karena fungsi ini, membran sel bersifat ‘selektif permeabel’, dapat menentukan bahan-bahan tertentu saja yang bisa masuk ke dan keluar dari sel.
Sitoplasma
Fungsi utama kehidupan berlangsung di sitoplasma. Hampir semua kegiatan metabolisme berlangsung di dalam ruangan berisi cairan kental ini. Di dalam sitoplasma terdapat organel yang melayang-layang dalam cairan kental (merupakan koloid, namun tidak homogen) yang disebut matriks. Organellah yang menjalankan banyak fungsi kehidupan:sintesis bahan, respirasi (perombakan), penyimpanan, serta reaksi terhadap rangsang. Sebagian besar proses di dalam sitoplasma diatur secara enzimatik.
Selain organel, terdapat pula vakuola, butir-butir tepung, butir silikat dan berbagai produk sekunder lain. Vakuola memiliki peran penting sebagai tempat penampungan produk sekunder yang berbentuk cair, sehingga disebut pula ‘cairan sel’. Cairan yang mengisi vakuola berbeda-beda, tergantung letak dan fungsi sel.
Nukleus
Nukleus bertugas mengontrol kegiatan yang terjadi di sitoplasma. Di dalam nukleus terdapat kromosom yang berisi DNA yang merupakan cetak biru bagi pembentukan berbagai protein (terutama enzim). Enzim diperlukan dalam menjalankan berbagai fungsi di sitoplasma. Di dalam nukleus juga ditemui nukleolus.
Organel
Berikut adalah macam-macam benda dalam sel (khususnya sitoplasma) yang digolongkan sebagai organel:
a. Reticulum endoplasmik
Ada 2 bentuk ER kasar (ada ribosom yang melekat) dan ER halus (tanpa ribosom yang melekat). Fungsinya : mechanical support, sintesis (khususnya protein oleh ER kasar) dan transpor
b. Kompleks Golgi
Organel bermembran dalam cytoplasma. Teridri dari beberapa membran yang rata, terkadang berbentuk cangkir, ditimbun secara dekat yang merupakan vesicular yang tertutup, pada ujung-ujungnya biasanya ditemukan vesicula kecil berbentuk bulat.) . Fungsi : memelihara keseimbangan air, metabolisme lipid, packaging of materials for transport dan production of lysosomes
Gambar 2. Bentuk sel lengkap
Membungkus suatu akumulasi beberapa enzim-enzim hidrolitik. Fungsi : tempat pencernaan interseluler, disamping menyimpan materi yang tidak terlarut.
Mempunyai 2 membran: bagian dalam terlipat dan disebut cristae atau tubuli yang mengandung elementary particle,bagian luar permuakaan licin. Tempat untuk berbagai reaksi biokimia dan menyimpan energi dalam bentuk Adenosin Tripospat (ATP) yang merupakan sumber energi bagi sel.
(link ke animasi mitokondria)
Gambar 3. Mitokondria
· mengandung rRNA (ribosomal RNA): mRNA dan tRNA dan protein
· t-RNA membawa asam-asam amino yang telah diaktifkan untuk dipasang menjadi protein
· m-RNA yang membawa code yang menentukan sekuensi
· ribosom sering menggunakan m-RNA yang sama sehingga terjadi hubungan yang linier atau sirkuler yang disebut polyribosomes
· fungsi utamanya menproduksi protein
Struktur sel terdiri dari protein (sekitar 60 % dari membran ) dan lipid, atau lemak (sekitar 40% dari membran). Lipid utama disebut phospholipid, dan beberapa molekul phospholipid membentuk suatu ‘phospholipid bilayer’ (dua lapis molekul phospholipid ). Bentuk bilayer karena kedua ‘akhir’ molekul phospholipid mempunyai sifat-sifat yang berbeda: satu ujung adalah polar ( hydrophil).
Gambar 4. Struktur sel
a. Air.
Air merupakan medium pokok atau utama bagi sel, yang terdapat pada sebagian besar sel selain sel-sel lemak dalam konsentrasi antara 70 dan 85 persen. Banyak bahan kimia sel larut dalam air, sedangkan bahan lain ditahan dalam bentuk partikel atau dalam bentuk membranosa. Reaksi kimia terjadi di antara bahan kimia yang terlarut tadi atau pada batas permukaan antara partikel atau membran yang ditahan dengan air.
b. Elektrolit.
Elektrolit yang paling penting didalam sel adalah kalium, magnesium, fosfat, sulfat, bikarbonat, dan sedikit natrium,-klorida,. dan kalsium. Elektrolit menyediakan bahan kimia inorganik untuk menimbulkan reaksi-reaksi dalam sel. Elektrolit juga diperlukan untuk kerja beberapa mekanisme pengaturan sel. Misalnya, elektrolit yang bekerja pada membran sel akan memungkinkan penjalaran impuls elektrokimia pada saraf dan serat otot, dan konsentrasi elektrolit intraselular tertentu menentukan dan mengatur aktivitas berbagai reaksi yang dikatalisis secara enzimatik, yang diperlukan untuk metabolisme sel.
c. Protein.
Disamping air, bahan yang sangat berlimpah pada sebagian besar sel adalah protein, yang dalam keadaan normal jumlahnya 10 sampai 20 persen dari massa sel. Protein dapat dibagi dalam dua macam, protein struktural dan protein globular yang terutama merupakan enzim. .
Untuk dapat mengerti apa sebenarnya protein struktural itu, seseorang cukup memperhatikan bahwa kulit terutama terdiri atas protein struktural, dan rambut hampir seluruhnya terdiri atas protein struktural. Protein jenis ini terdapat dalam sel terutama dalam bentuk filamen tipis panjang, di mana filamen itu sendiri merupakan polimer dari banyak molekul protein. Manfaat filamen intraselular yang terutama ini adalah untuk menyediakan mekanisme kontraktil dalam semua otot. Akan tetapi, filamen juga tersusun dalam bentuk mikrotubulus yang menyediakan organel “sitoskeleton” seperti silia, akson saraf dan benang kumparan mitosis pada sel yang sedang mitosis. Dalam cairan ekstraselular, protein fibrilar terutama dijumpai pada serat kolagen dan elastin jaringan ikat padat, pembuluh darah, tendo, ligamentum, dan sebagainya.
Protein globular merupakan jenis protein yang berbeda seluruhnya dengan protein di atas, umumnya terdiri dari satu macam molekul protein atau, pada umumnya kombinasi beberapa molekul dalam bentuk globular daripada bentuk fibrilar. Protein ini terutama merupakan enzim sel dan, berlawanan dengan protein fibrilar, protein globular sering larut dalam cairan sel atau bagian yang menyatu dengan atau merupakan bagian yang melekat pada struktur membran di dalam sel. Enzim berhubungan langsung dengan bahan lain di dalam sel dan mengkatalisis reaksi-reaksi kimia. Contohnya, reaksi-reaksi kimia yang memecahkan glukosa menjadi komponen-komponennya dan kemudian bergabung dengan oksigen untuk membentuk karbon dioksida dan air sementara pada saat yang sama, untuk menghasilkan energi.yang dipakai untuk fungsi sel, glukosa dikatalisis oleh serangkaian enzim protein.
d. Lipid.
Lipid merupakan beberapa jenis substansi yang berkelompok bersama karena sifat umum lipid yaitu larut dalam pelarut lemak. Lipid paling penting pada kebanyakan sel adalah fosfolipid dan kolesterol, yang bersama-sama merupakan kira-kira 2 persen dari jumlah total massa sel. Manfaat khusus dari fosfolipid dan kolesterol adalah bahwa keduanya terutama tidak larut dalam air, oleh karena itu digunakan untuk membentuk membran sel demikian juga untuk membentuk sawar membran intrasel yang memisahkan berbagai kompartemen sel.
Di samping fosfolipid dan kolesterol, beberapa sel ‘mengandung banyak sekalitrigliserida, yang juga disebut sebagai lemak netral. Pada sel yang disebut sebagai sel lemak, kadar trigliserida ini dapat mencapai 95 persen dari massa sel. Lemak yang tersimpan di dalam sel-sel ini berperan sebagai gudang energi utama nutrisi penghasil energi dalam tubuh yang nantinya dapat dipadatkan kembali dan dipergunakan untuk energi bila dibutuhkan oleh tubuh.
e. Karbohidrat
Di samping sebagai bagian dari molekul glikoprotein, karbohidrat sedikit sekali berperan dalam fungsi struktural di dalam sel, tetapi karbohidrat ini berperan utama dalam nutrisi sel. Kebanyakan sel manusia tidak mempunyai cadangan karbohidrat dalam jumlah besar, rata-rata berkisar antara 1 persen dari total massa tetapi dapat meningkat sampai 3 persen di dalam sel otot dan, kadang-kadang meningkat sampai 6 persen di dalam sel hati. Karbohidrat, dalam bentuk glukosa yang larut selalu ditemukan dalam cairan ekstraselular sekitar sel, sehingga selalu siap tersedia bagi sel. Sebenarnya sejumlah kecil karbohidrat selalu disimpan di dalam sel dalam bentuk glikogen, yang merupakan polimer glukosa yang tidak larut dan dapat segera diper~ unakan oleh sel untuk mensuplai kebutuhan energi sel.
1.2. SEL SEBAGAI KESATUAN TUBUH YANG HIDUP
Satuan dasar kehidupan tubuh adalah sel, dan tiap organ merupakan kesatuan dari berbagai sel yang berbeda-beda, yang dihubungkan satu sama lain oleh struktur penunjang interselular. Setiap jenis sel beradaptasi secara khusus untuk melakukan satu atau beberapa fungsi khusus. Misalnya, sel darah merah yang jumlah seluruhnya 25 triliun, mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan- jaringan. Walaupun jenis sel ini mungkin sangat berlimpah jumlahnya, mungkin masih ada 75 triliun sel yang lain. Jadi jumlah seluruh sel tubuh kira-kira 100 triliun sel.
Walaupun banyak sel dalam tubuh sering berbeda secara nyata satu dengan yang lain, semua sel tersebut mempunyai karaktersitik dasar tertentu yang mirip satu sama lain. Misalnya, di dalam seluruh sel itu, oksigen bergabung dengan hasil pemecahan karbohidrat, lemak, atau protein untuk melepaskan energi yang dibutuhkan untuk fungsi sel. Lebih lanjut, mekanisme umum yang dipakai untuk mengubah bahan makanan menjadi energi, pada dasarnya sama di dalam semua sel, dan semua sel tersebut juga membawa hasil akhir dari reaksi-reaksi kimianya ke dalam cairan yang mengelilinginya.
Hampir semua sel juga mempunyai kemampuan untuk bereproduksi. Bila sel-sel tipe tertentu itu rusak oleh satu penyebab atau sebab lainnya, maka sel yang masih tersisa dari jenis yang sama akan membentuk sel-sel baru sampai jumlah persediaan sel itu dicukupkan kembali.
1.3. CAIRAN EKSTRASELULAR LINGKUNGAN DALAM
Kira-kira 56 – 70 persen tubuh hewan terdiri dari cairan (Panaretto dan Till, 1969). Walaupun sebagian besar cairan ini terdapat di dalam sel dan disebut sebagai cairan intraselular, kira-kira sepertiganya terdapat di dalam ruang di luar sel dan disebutcairan ekstraselular. Cairan ekstraselular ini berada dalam pergerakan yang tetap di seluruh tubuh. Cairan ini dengan cepat ditranspor masuk ke dalam darah sirkulasi dan selanjutnya bercampur dengan darah dan cairan jaringan setelah berdifusi menembus dinding kapiler.
Dalam cairan ekstraselular terdapat ion-ion dan bahan makanan yang diperlukan oleh sel untuk mempertahankan kehidupan dalam sel. Oleh karena itu, pada dasarnya semua sel hidup dalam lingkungan yang sama, yakni cairan ekstraselular, sehingga dengan alasan inilah cairan ekstraselular disebut-sebagai lingkungan dalam dari tubuh atau milieu interieur, yang merupakan suatu istilah yang dicetuskan lebih dari seratus tahun yang lalu oleh seorang ahli fisiologi Perancis abad -19 yang terkenal, yaitu Claude Bernard. Sel-sel tersebut mampu untuk hidup, tumbuh dan melakukan fungsi khususnya selama konsentrasi oksigen, glukosa, berbagai ion, asam amino dan bahan-bahan lemak serta unsur pokok yang tersedia di lingkungan dalam tersebut jumlahnya tepat.
1.4. PERBEDAAN ANTARA CAIRAN EKSTRASELULAR DAN INTRA
SELULAR.
Cairan ekstraselular mengandung sejumlah besar ion natrium, klorida, dan ion bikarbonat, ditambah bahan makanan untuk sel. seperti oksigen, glukosa, asam lemak. dan asam amino. Cairan ekstraselular juga mengandung karbon dioksida yang ditranspor dari set ke paru-paru untuk diekskresikan, ditambah produk sel lain yang ditranspor ke ginjal untuk diekskresikan.
Cairan intraselular berbeda nyata dari cairan ekstraselular. Cairan intraselular mengandung sejumlah besar ion kalium, magnesium, dan ion fosfat daripada ion natrium dan klorida yang ditemukan dalam cairan ekstraselular. Mekanisme khusus untuk pengangkutan ion melalui membran sel akan mempertahankan perbedaan ini.
Gambar 7. Cairan ekstraseluler dan intraseluler
1. 6. PINOSITOSIS.
Pada sebagian besar sel, pinositosis terjadi secara terus pada membran sel tetapi secara khusus terjadi lebih cepat pada beberapa sel. Sebagai contoh, pinositosis terjadi sangat cepat pada makrofag sehingga kira-kira 3 persen dari seluruh membran makrofag akan menggelembung dalam bentuk vesikel setiap menit. Walaupun demikian, vesikel pinositik sangat kecil biasanya hanya berdiameter 100 sampai 200 nanometer-sehingga sebagian besar vesikel pinositik hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron.
Pinositosis merupakan satu-satunya cara yang dapat dipergunakan oleh sebagian besar makromolekul besar untuk dapat memasuki sel, seperti kebanyakan molekul protein. Sesungguhnya, kecepatan pembentukan vesikel pinositik biasanya ditingkatkan saat makromolekul melekat pada membran sel.
1.7. PROSES KIMIAWI PEMBENTUKAN ATP-PERAN MITOKONDRIA
Setelah memasuki sel, glukosa dihadapkan dengan enzim di dalam sitoplasma yang mengubah. glukosa menjadi asam piruvat (suatu proses yang disebut glikolisis). Sejumlah kecil ADP diubah menjadi ATP oleh pelepasan energi selama pengubahan ini, tetapi jumlah ini hanya meliputi kurang dari 5 persen.dari semua metabolisme energi di dalam sel.
Sejauh ini bagian utama dari ATP yang dibentuk di dalam sel, dibentuk di dalam mitokondria. Asam piruvat dihasilkan dari karbohidrat, asam lemak dari lipid, dan asam amino dari protein. Semua ini akhirnya diubah menjadi senyawa asetil-ko-A di dalam matriks mitokondria. Bahan ini kemudian akan dilarutkan lebih lanjut yang bertujuan untuk menyadap energinya oleh suatu rangkaian enzim lain di dalam matriks mitokondria, sehingga mengalami pengenceran dalam suatu rangkaian reaksi kimia yang disebutsiklus asam sitrat, atau siklus Krebs. Dalam siklus asam sitrat, asetil-ko-A dipecahkan menjadi komponen-komponennya, atom hidrogen dan karbon dioksida. Karbon dioksida selanjutnya akan berdifusi keluar dari mitokondria dan akhimya keluar dan sel.
Sebaliknya, atom hidrogen sangatlah reaktif, dan akhirnya akan bergabung dengan oksigen yang juga telah berdifusi ke dalam mitokondria. Keadaan ini akan melepaskan energi dalam jumlah sangat besar, yang digunakan oleh mitokondria untuk mengubah sejumlah besar ADP menjadi ATP. Proses reaksi ini sangat kompleks, membutuhkan bantuan dari sejumlah besar enzim protein yang merupakan bagian integral dari rak-rak membranosa mitokondria, yang menonjol ke dalam matriks mitokondria. Proses awal adalah pemindahan sebuah elektron dari atom hidrogen, sehingga mengubah atom hidrogen menjadi ion hidrogen. Proses akhir adalah pergerakan ion hidrogen melalui protein globular besar yang disebut ATP sintetase, yang menonjol seperti tombol ke dalam membran rak mitokondria. Akhirnya, ATP,sintetase merupakan suatu enzim yang menggunakan energi dari pergerakan ion hidrogen untuk menimbulkan pengubahan ADP menjadi ATP, sementara pada saat yang sama ion hidrogen bergabung dengan oksigen untuk membentuk air. ATP yang baru terbentuk ditranspor keluar dari mitokondria ke dalam semua sitoplasma sel dan nukleoplasma, di mana energi di gunakan untuk menggerakkan fungsi sel.
1.8. DIFUSI
Semua molekul dan ion dalam cairan tubuh, termasuk molekul air dan zat-zat terlarut, berada dalam gerakan yang konstan, masing-masing partikel bergerak sesuai dengan caranya sendiri. Gerakan partikel ini yang oleh para ahli fisika disebut panas semakin besar pergerakannya, semakin tinggi suhunya dan gerakan ini tidak pernah berhenti dalam kondisi apapun kecuali pada suhu nol absolut. Gerakan molekul yang terus menerus ini di antara molekul yang satu dengan yang lainnya dalam cairan, maupun dalam gas, disebut difusi.
1.9. Osmosis yang Secara Selektif Melintasi Membran Permeabel-Difusi
Netto Air
Sejauh ini substansi yang paling hanyak berdifusi melalui memhran sel ialah air. Perlu diingat kembali di sini hahwa biasanya jumlah air yang berdifusi pada masing-masing arah melalui membran sel darah merah per detik sebanyak kira-kira 100 kali volunte sel itu sendiri. Ternyata, secara normal, jumlah yang berdifusi dalam dua arah begitu tepat berimbang sehingga sedikit pun tidak terjadi gerakan netto air. Oleh karena itu, volume sel tetap konstan. Akan tetapi, pada keadaan tertentu, dapat terjadi selisih konsentrasi air antara sebelah menyebelah membran, demikian. pula selisih konsentrasi untuk substansi lain dapat terjadi. Bila hal ini terjadi, timbul pergerakan net air melintasi membran, mengakibatkan sel membengkak ataupun mengecil, bergantung pada arah pergerakan net. Proses pergerakan net air ini disebabkan oleh adanya perbedaan konsentrasi air yang disebut osmosis.
Ternyata pada suatu saat dibutuhkan konsentrasi zat yang besar dalam cairan intraselular walaupun cairan ekstraselular hanya mengandung konsentrasi zat cair kecil sekali. Hal ini terjadi, misalnya, untuk ion -kalium. Sebaliknya, adalah penting untuk mempertahankan konsentrasi ion-ion lain agar tetap menjadi sangat rendah di dalam sel walaupun konsentrasinya dalam cairan ekstraselular besar. Hal ini khususnya terjadi untuk ion natrium. Tidak satu pun dari kedua peristiwa ini dapat terjadi melalui difusi sederhana, karena difusi sederhana mengimbangi konsentrasi pada kedua sisi membran. Malahan, beberapa sumber energi harus menimbulkan pergerakan ion kalium “mendaki” ke bagian dalam sel dan menyebabkan pergerakan ion natrium juga “mendaki” tetapi dalam hal ini ke luar sel. Pada saat membran sel menggerakkan molekul atau ion mendaki melawan gradien konsentrasi (atau mendaki melawan arus listrik atau gradien tekanan), proses ini disebut transpor aktif.
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: perbedaan sel hewan dan sel tumbuhan
Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://ilhammaulana24.blogspot.com/2013/01/perbedaan-sel-hewan-dan-sel-tumbuhan.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
0 komentar:
Posting Komentar