LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA REAKSI PEMBENTUKAN / PERUBAHAN GAS DAN KECEPATAN REAKSI

Posted by Unknown Kamis, 17 Januari 2013 0 komentar
Bagikan Artikel Ini :


LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA
REAKSI PEMBENTUKAN / PERUBAHAN GAS DAN KECEPATAN REAKSI
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas praktikum Kimia



Disusun oleh:
Ilham Maulana
1111E1003
D3 Analis Kesehataan (A)



SEKOLAH TINGGI ANALIS BAKTI ASIH
BANDUNG
2011


       I.            HARI                                      :           Jumat, 28 Oktober 2011
    II.            JUDUL                                   :           Reaksi Pembentukan Gas
 III.            TUJUAN                                 :           1. Mengetahui Perubahan / Pembentukan Warna
                                                                Pada Suatu Reaksi              
                                                            2. Kecepatan Reaksi     
  IV.            PRINSIP DASAR                   :           Reaksi Kimia

     V.            TEORI DASAR                      :


1)    Ciri-ciri Reaksi Kimia
Untuk membuktikan terjadinya reaksi kimia dari suatu proses kimia kita dapat melihat gejala yang menyertai misalnya:

1. Pembentukan endapan
Larutan timbal (II) nitrat direaksikan dengan larutan kalium iodida menghasilkan padatan timbal (II) iodida dan larutan kalium nitrat


2. Pembentukan gas
Pembentukan gas biasanya menunjukkan, bahwa reaksi sedang berlangsung. Reaksi pembentukan gas ditandai dengan adanya gelembung-gelembung udara jika reaksi berlangsung sebagai larutan, atau bau yang tercium ataupun tampak asap yang keluar dari sebuah reaksi dan mengembangnya suatu reaktan.
Contoh:
1.    Pada proses pembuatan kue, penambahan soda kue menyebabkan adonan kue menjadi mengembang. Soda kue menghasilkan gas karbon dioksida (CO2) yang menyebabkan kue mengembang.
2.    Reaksi antara batu marmer dengan larutan asam klorida menghasilkan gas hidrogen (H2).
3.    Logam stronsium atau barium yang dimasukkan ke dalam air, menghasilkan gas hidrogen (H2).

3. Perubahan warna
Seperti  halnya perubahan endapan, perubahan warna juga mudah untuk diamati sebagai individu terjadinya reaksi kimia
Contoh :
1.    Larutan timbal (II) nitrat direaksikan dengan larutan kalium iodida menghasilkan padatan  timbal (II) iodida yang berwarna kuning dimana awalnya kedua larutan adalah bening.
2.    Perubahan warna besi ketika berkarat menjadi coklat.
3.    Tembaga yang berwarna kuning berubah menjadi hijau ketika berkarat.
4.    Glukosa (bening) jika ditetesi larutan benedict dan dipanaskan akan berwarna jingga dan kemudian menjadi merah bata ketika didinginkan 


4. Perubahan suhu
Reaksi kimia terkadang ditandai dengan adanya perubahan suhu. Suhu yang terjadi bisa menjadi lebih tinggi atau rendah. Reaksi kimia yang disertai kenaikan suhu disebut dengan reaksi eksotermis. Sebaliknya reaksi yang disertai penurunan suhu disebut dengan reaksi endotermis.
Contoh:
1.    Reaksi antara karbid (CaC2) dengan air menghasilkan suhu yang sangat tinggi dan gas asetilena (C2H2) sehingga dapat digunakan untuk melelehkan besi yang sangat keras.
2.    Reaksi antara batu kapur dengan air.
3.    Reaksi yang memerlukan panas terjadi pada reaksi fotosintesis sebagai reaksi endoterm, karena pada reaksi ini terjadi penurunan suhu.

2)    Kecepatan Reaksi
Kecepatan reaksi adalah banyaknya mol/liter suatu zat yang dapat berubah menjadi zat lain dalam setiap satuan waktu.

Untuk reaksi: aA + bB 
®   mM + nN
maka kecepatan reaksinya adalah:
1 (dA)
1 d(B)
1 d(M)
1 d(N)
V = - 
------- = -
------- = +
-------- = +
----------
a dt
b dt
m dt
n dt
dimana:


- 1/a . d(A) /dt
= rA
= kecepatan reaksi zat A = pengurangan konsentrasi zat A per satuan waktu.
- 1/b . d(B) /dt
= rB
= kecepatan reaksi zat B = pengurangan konsentrasi zat B per satuan waktu.
- 1/m . d(M) /dt
= rM
= kecepatan reaksi zat M = penambahan konsentrasi zat M per satuan waktu.
- 1/n . d(N) /dt
= rN
= kecepatan reaksi zat N = penambahan konsentrasi zat N per satuan waktu.


Pada umumnya kecepatan reaksi akan besar bila konsentrasi pereaksi cukup besar. Dengan berkurangnya konsentrasi pereaksi sebagai akibat reaksi, maka akan berkurang pula kecepatannya.
Secara umum kecepatan reaksi dapat dirumuskan sebagai berikut:

V = k(A) x (B) y
dimana:



V = kecepatan reaksi
k = tetapan laju reaksi
x = orde reaksi terhadap zat A
y = orde reaksi terhadap zat B


(x + y) adalah orde reaksi keseluruhan
(A) dan (B) adalah konsentrasi zat pereaksi.


Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecepatan Reaksi
Beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi antara lain konsentrasi, sifat zat yang bereaksi, suhu dan katalisator.
A. KONSENTRASI
Dari berbagai percobaan menunjukkan bahwa makin besar konsentrasi zat-zat yang bereaksi makin cepat reaksinya berlangsung. Makin besar konsentrasi makin banyak zat-zat yang bereaksi sehingga makinbesar kemungkinan terjadinya tumbukan dengan demikian makin besar pula kemungkinan terjadinya reaksi.
B. SIFAT ZAT YANG BEREAKSI
Sifat mudah sukarnya suatu zat bereaksi akan menentukan kecepatan berlangsungnya reaksi.
Secara umum dinyatakan bahwa:
-
Reaksi antara senyawa ion umumnya berlangsung cepat.
Hal ini disebabkan oleh adanya gaya tarik menarik antara ion-ion yang muatannya berlawanan.
Contoh: Ca2+(aq) + CO32+(aq) 
®  CaCO3(s)
Reaksi ini berlangsung dengan cepat.
 
-
Reaksi antara senyawa kovalen umumnya berlangsung lambat.
Hal ini disebabkan karena untuk berlangsungnya reaksi tersebut dibutuhkan energi untuk memutuskan ikatan-ikatan kovalen yang terdapat dalam molekul zat yang bereaksi.
Contoh: CH4(g) + Cl2(g) 
®   CH3Cl(g) + HCl(g)
Reaksi ini berjalan lambat reaksinya dapat dipercepat apabila diberi energi misalnya cahaya matahari.
C. SUHU
Pada umumnya reaksi akan berlangsung lebih cepat bila suhu dinaikkan. Dengan menaikkan suhu maka energi kinetik molekul-molekul zat yang bereaksi akan bertambah sehingga akan lebih banyak molekul yang memiliki energi sama atau lebih besar dari Ea. Dengan demikian lebih banyak molekul yang dapat mencapai keadaan transisi atau dengan kata lain kecepatan reaksi menjadi lebih besar. Secara matematis hubungan antara nilai tetapan laju reaksi (k) terhadap suhu dinyatakan oleh formulasi ARRHENIUS:
k = A . e-E/RT 
dimana:

k : tetapan laju reaksi
A : tetapan Arrhenius yang harganya khas untuk setiap reaksi
E : energi pengaktifan
R : tetapan gas universal = 0.0821.atm/moloK = 8.314 joule/moloK
T : suhu reaksi (oK)

D. KATALISATOR
Katalisator adalah zat yang ditambahkan ke dalam suatu reaksi dengan maksud memperbesar kecepatan reaksi. Katalis terkadang ikut terlibat dalam reaksi tetapi tidak mengalami perubahan kimiawi yang permanen, dengan kata lain pada akhir reaksi katalis akan dijumpai kembali dalam bentuk dan jumlah yang sama seperti sebelum reaksi.
Fungsi katalis adalah memperbesar kecepatan reaksinya (mempercepat reaksi) dengan jalan memperkecil energi pengaktifan suatu reaksi dan dibentuknya tahap-tahap reaksi yang baru. Dengan menurunnya energi pengaktifan maka pada suhu yang sama reaksi dapat berlangsung lebih cepat.

 VI.            DATA            PENGAMATAN
a.       Alat


1.      Pipet tetes 5 buah             
2.      Tabung reaksi 10 buah    
3.      Rak tabung 1 buah
4.      Botol Semprot 1 buah
5.      Aquadest
6.      Erlenmeyer
7.      Buncen
8.      Lakmus Merah
9.      Batang pengaduk 2 buah
10.  Spatula 1 buah



b.      Bahan Reaksi Pembentukan Gas
1.       Larutan NaOH  1M                          +              NH4CL 1 M (Padat)                                                         
2.       Larutan Na2CO(Padat)                  +              HCL 1 M                     
3.       LarutanNa2S2O 0,1              M            +              HCL 1 M                                             
4.       Larutan Ca (OH)(Padat)                                                +              (NH4) SO(Padat)                                                                        
5.       Larutan KI (Padat)                           +              H2SO4       / HCL     + K2I2 0,1 M

c.       Bahan Kecepatan Reaksi
1.       Na2S2O                0,1 M                     +              HCL 0,1 M
2.       Na2S2O                0,1 M                     +              HCL 0,1 M
3.       (NH4)C2O4                 0.1 M                     +              H2SO4     4 N   +  KMnO0,1 N               
4.       (NH4)C2O4                 0.1 M                    +              H2SO4     4 N   +  KMnO0,1 N
5.       Fe 2+                        0,1 M                     +              H2SO4     4 N   +  KMnO0,1 N
6.       Fe 2+                        0,1 M                     +              H2SO4     4 N   +  MnO0,1 M + KMnO0,1 N







VII.            Cara kerja
·         Siapkan tabung reaksi yang sudah di bersihkan dengan aquadest, lalu keringkan.
·         Lihat warna larutan yang akan dimasukkan kedalam tabung reaksi.
·         Setiap tabung reaksi ditetesi 5 pereaksi di masukan kedalam masing-masing tabung reaksi.
·         Tetesi masing-masing tabung yang sudah diberi pereaksi 5 tetes dengan  larutan yang sudah disiapkan.
·         Masing-masing tabung diamati, apakah ada perubahan.

VIII.            Data pengamatan Reaksi Pembentukan Gas :
1.       NaOH  1M = 2 ml ( 40 Tetes)                            +              NH4CL 1M (Padat)
Reaksi: Lakmus merah menjadi biru
2.        Na2CO(Padat)                                   +                    HCL 1 M = 1 ml  (20 Tetes)
Reaksi: Terjadi gelembung
3.       Na2SO0,1 M = 3 ml (60 Tetes)        +              HCL 1 M = 1 ml (20 Tetes)
Reaksi: bau belerang
4.       Ca (OH)(Padat)                                             + (NH4) SO4 1 ml (Padat)      
+ Aquades             : 5 Tetes
Reaksi: Berbau dan pekat
5.       KI (Padat)                                                             +              H2SO1 ml (20 Tetes)        
+ K2Cr2O1 ml (20 Tetes)
Reaksi: Warna menjadi Coklat dan terjadi Penguapan

 IX.            Data Pengamatan Kecepatan Reaksi :
1.       Na2S2O 0,1 M = 3 ml (30 Tetes)              +              HCL 1 ml = (20 Tetes)
Waktu            : 3 Detik
Warna berubah menjadi putih kehijauan dan berbau Belerang
2.       Na2S2O 0,1 M = 3 ml (30 Tetes)                              +              HCL 1 M = 1 ml (20 Tetes)
Waktu            : 5 Detik
Warna berubah menjadi putih kehijauan dan berbau Belerang
3.       (NH4)C2O4     0.1 M    = 3 ml (20 Tetes)  +              H2SO4 4 N = 2 ml (20 Tetes)  +  KMnO (2 Tetes)
Waktu            : 5 Detik
Warna Berubah menjadi Ungu
4.       (NH4)C2O4     0.1 M    = 1 ml (20 Tetes)  +              H2SO4 4 N = 1 ml (20 Tetes) +  KMnO4 0,1  (2 Tetes)
Waktu            : 1 Detik
Setelah dipanaskan, berubah menjadi tidak berwarna

5.       Fe 2+  0,1 M = 1 ml (20 Tetes)                    +              H2SO4 4 N = 1 ml (20 Tetes) +   KMnO0,1 N (2 Tetes)
Waktu            : 3 Detik
Warna awal tidak berwarna, setelah di teteskan KMnO0,1 N (2 Tetes) yang berwarna Ungu kembali lagi menjadi tidak berwarana
6.       Fe 2+  0,1 M = 1 ml (20 Tetes)                    +              H2SO4 4 N = 1 ml (20 Tetes) +  MnSO4 0,1 N = 1 ml (20 Tetes)                                  +        KMnO0,1 N (2 Tetes)
Waktu            : 2 Detik
Warna berubah menjadi sedikit Kuning

    X.            Reaksi
a.       NaOH 1M + NH4CL 1 M                                 à  NH4OH  + NaOH   à  NH4OH NH3 (g) + H2O
Lakmus Merah menjadi biru
b.       Na2CO(padat)  + 2 HCL 1 M                         à  2NaCL + H2O (l)  + CO2 (g)
Gelembung + Gas
c.        Ca(OH)3 (s) + (NH4)SO2 (s)                               à CaSO4 (s)  + 2H2O (l) + 2 NH3 (g)
Berbau Belerang
d.       Na2S2O2 HCL                                                  à  2NaCL + H2O + S (s) + SO2 (g)
Timbul bau
e.        6KI + 7 H2SO+ K2Cr2O7                  à  4 K2SO4   +  Cr (SO4)3   +  7 H2O  + KI2(s)
Coklat


 XI.            Kesimpulan
Berdasarkan data hasil praktikum I, yaitu menentukan apakah ada perubahan gas, maka dapat disimpulkan bahwa, larutan-larutan diatas bila di campurkan akan mengalami pembentukan atau perubahan gas, seperti terbentuknya gelembung, timbulnya gas beserta bau yang khas, dan adanya perubahan lakmus merah menjadi biru.
Berdasarkan data hasil praktikum II, yaitu mengamati kecepatan reaksi, maka dapat disimpulkan bahwa, kecepatan reaksi sangat dipengaruhi oleh beberapa factor, yaitu:
·         Konsentrasi,
·         Suhu,
·         Sifat zat yang direaksikan dan
·         Katalisator.



TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA REAKSI PEMBENTUKAN / PERUBAHAN GAS DAN KECEPATAN REAKSI
Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://ilhammaulana24.blogspot.com/2013/01/laporan-praktikum-kimia-reaksi.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.

0 komentar:

Posting Komentar

TEKNIK MENIMBANG DAN MELARUTKAN ZAT KIMIA

Assalammu'alaikum,,, hai sahabatku yang baik hatinya...
:)
Saya mau sedikit share nih tentang Teknik Menimbang dan Melarutkan Zat Kimia....
Dimulai dari alat-alat apa aja yang harus disiapkan, sampai penghomogenannya didalam labu ukur,,
Untuk sahabat yang penasaran dan mau tau gimana caranya, silahkan putar video dibawah ini..!!!
semoga bermanfaat yah....
Trik SEO Terbaru support Online Shop Baju Wanita || Digital Areas - Original design by Bamz | Copyright of Belajar jadi Analis Handal.