Urinalisis

Posted by Unknown Rabu, 18 November 2015 0 komentar
Urinalisis adalah tes yang dilakukan pada sampel urin pasien untuk tujuan diagnosis infeksi saluran kemih, batu ginjal, skrining dan evaluasi berbagai jenis penyakit ginjal, memantau perkembangan penyakit seperti diabetes melitus dan tekanan darah tinggi (hipertensi), dan skrining terhadap status kesehatan umum. 

1. PEMERIKSAAN MAKROSKOPIK

Urinalisis dimulai dengan mengamati penampakan makroskopik : warna dan kekeruhan. Urine normal yang baru dikeluarkan tampak jernih sampai sedikit berkabut dan berwarna kuning oleh pigmen urokrom dan urobilin. Intensitas warna sesuai dengan konsentrasi urine; urine encer hampir tidak berwarna, urine pekat berwarna kuning tua atau sawo matang. Kekeruhan biasanya terjadi karena kristalisasi atau pengendapan urat (dalam urine asam) atau fosfat (dalam urine basa). Kekeruhan juga bisa disebabkan oleh bahan selular berlebihan atau protein dalam urin.

Volume urine normal adalah 750-2.000 ml/24hr. Pengukuran volume ini pada pengambilan acak (random) tidak relevan. Karena itu pengukuran volume harus dilakukan secara berjangka selama 24 jam untuk memperoleh hasil yang akurat.

Kelainan pada warna, kejernihan, dan kekeruhan dapat mengindikasikan kemungkinan adanya infeksi, dehidrasi, darah di urin (hematuria), penyakit hati, kerusakan otot atau eritrosit dalam tubuh. Obat-obatan tertentu juga dapat mengubah warna urin. Kencing berbusa sangat mungkin mewakili jumlah besar protein dalam urin (proteinuria).

Beberapa keadaan yang menyebabkan warna urine adalah :
  • Merah : Penyebab patologik : hemoglobin, mioglobin, porfobilinogen, porfirin. Penyebab nonpatologik : banyak macam obat dan zat warna, bit, rhubab (kelembak), senna.
  • Oranye : Penyebab patologik : pigmen empedu. Penyebab nonpatologik : obat untuk infeksi saliran kemih (piridium), obat lain termasuk fenotiazin.
  • Kuning : Penyebab patologik : urine yang sangat pekat, bilirubin, urobilin. Penyebab nonpatologik : wotel, fenasetin, cascara, nitrofurantoin.
  • Hijau : Penyebab patologik : biliverdin, bakteri (terutama Pseudomonas). Penyebab nonpatologik : preparat vitamin, obat psikoaktif, diuretik.
  • Biru : tidak ada penyebab patologik. Pengaruh obat : diuretik, nitrofuran.
  • Coklat : Penyebab patologik : hematin asam, mioglobin, pigmen empedu. Pengaruh obat : levodopa, nitrofuran, beberapa obat sulfa.
  • Hitam atau hitam kecoklatan : Penyebab patologik : melanin, asam homogentisat, indikans, urobilinogen, methemoglobin. Pengaruh obat : levodopa, cascara, kompleks besi, fenol.



Baca Selengkapnya ....

LAPORAN PRAKTIKUM PEMERIKSAAN LAJU ENDAP DARAH (LED)

Posted by Unknown 0 komentar

1)      Hari/Tanggal         : Senin 19 Maret 2013
2)      Judul                     : Pemeriksaan Laju Endapan Darah (LED) dengan Metode
Westergreen
3)      Tujuan                   : Untuk  mengetahui laju endapan dalam darah.
4)      Prinsip                   : Darah disimpan tegak lurus maka eritrosit akan mengendap dan
dibaca setelah 1 (satu) jam.
5)      Alat dan Bahan :

·         Tabung Westergree
·         Rak tabung Westergreen
·         Tabung Khan
·         Toniket
·         Skuit
·         Botol semprot
·         Kapas
·         Darah sampel  A
·         Natrium Sitrat 3,8%
·         Alkohol 70%


6)      Dasar Teori            :
Laju Endap Darah (LED) atau dalam bahasa inggrisnya Erythrocyte Sedimentation Rate (ESR) merupakan salah satu pemeriksaan rutin untuk darah. Proses pemeriksaan sedimentasi (pengendapan) darah ini diukur dengan memasukkan darah kita ke dalam tabung khusus selama satu jam. Makin banyak sel darah merah yang mengendap maka makin tinggi Laju Endap Darah (LED)-nya. Tinggi ringannya nilai pada Laju Endap Darah (LED) memang sangat dipengaruhi oleh keadaan tubuh kita, terutama saat terjadi radang. Namun ternyata orang yang anemia, dalam kehamilan dan para lansia pun memiliki nilai Laju Endap Darah (LED) yang tinggi.
Jadi orang normal pun bisa memiliki Laju Endap Darah (LED) tinggi, dan sebaliknya bila Laju Endap Darah (LED) normalpun belum tentu tidak ada masalah. Jadi pemeriksaan Laju Endap Darah (LED) masih termasuk pemeriksaan penunjang, yang mendukung pemeriksaan fisik dan anamnesis dari sang dokter. Bila memang Fe-nya yang turun tentunya harus cukup mengkonsumsi tablet besi (Sulfusferrosus). Sekarang bentuknya tablet berbagai ragam. Ada yang disatukan dengan Effervescent, atau dengan Vitamin B, dan sebagainya. Sedangkan bila kadar proteinnya yang turun, tentunya harus konsumsi makanan atau minuman tinggi protein. Ini pun bentuknya sudah beragam, ada yang berbentuk susu, berbentuk minuman bertenaga dan yang paling banyak mungkin berbentuk makanan lauk-pauk sehari-hari.
a.       Standar  Laju Endap  Darah
Proses pengendapan darah terjadi dalam 3 tahap yaitu tahap pembentukan rouleaux – sel darah merah berkumpul membentuk kolom, tahap pengendapan dan tahap pemadatan. Di laboratorium cara untuk memeriksa Laju Endap Darah (LED) yang sering dipakai adalah cara Wintrobe dan cara Westergren. Pada cara Wintrobe nilai rujukan untuk wanita 0 — 20 mm/jam dan untuk pria 0 — 10 mm/jam, sedang pada cara Westergren nilai rujukan untuk wanita 0 — 15 mm/jam dan untuk pria 0 — 10 mm/jam.
b.      Faktor  yang  Mempengaruhi  LED
1.      Faktor  eritrosit
·         Jumlah  eritrosit  untuk  darah yang kurang dari normal
·         Ukuran eritrosit yang lebih besar dari normal dan eritrosit yang   mudah beraglutinasi akan menyebabkan laju endap darah cepat.
2.      Faktor Plasma
LED mencerminkan protein plasma yang akan meningkat ketika seseorang mengalami infeksi akut atau kronis
3.      Faktor Teknik
Tabung tidak boleh miring, apabila terjadi kemiringan akan terjadi kesalahan 30% dan tidak boleh banyak getaran
4.      Faktor suhu
Suhu terbaik adalah 20Oc
5.      Faktor fiskositas

Variasi Laju Endap Darah
Pada orang yang lebih tua nilai Laju Endap Darah juga lebih tinggi.
Dewasa (Metode Westergren):
    Pria <  50 tahun      =  kurang dari 15 mm/jam
    Pria >  50 tahun      =  kurang dari 20 mm/jam
    Wanita < 50 tahun  =  kurang dari 20 mm/jam
    Wanita > 50 tahun  =  kurang dari  30 mm/jam
Anak-anak (Metode Westergren):
    Baru lahir                                 = 0 – 2 mm/jam
    Baru lahir sampai masa puber  = 3 – 13 mm/jam
Dalam keadaan normal nilai LED jarang melebihi 10 nm per jam. LED ditentukan dengan mengukur tinggi cairan plasma yang kelihatan jernih berada di atas sel darah merah yang mengendap pada akhir 1 jam ( 60 menit ). Nilai LED meningkat pada keadaan seperti kehamilan ( 35 mm/jam ), menstruasi, TBC paru-paru ( 65 mm/jam ) dan pada keadaan infeksi terutama yang disertai dengan kerusakan jaringan. Metode yang dianjurkan oleh ICSH ( International Comunitet for Standardization in Hematology ) adalah cara westergren.

7)      Cara Kerja :
1.      Disediakan alat dan bahan yang diperlukan .
2.      Darah yang sudah diambil dari pasien kemudian dimasukan kedalam tabung khan yang berisi Na Sitrat 3,8% dengan perbandingan darah 1,6 ml dan antikoagulan 0,4 ml atau 4:1 dan dikocok sampai homogen.
3.      Darah dihisap oleh tabung Westergreen sampai angka 0 (nol).
4.      Kemudian tabung di simpan tegak lurus pada rak tabung Westergreen dengan posisi angka tabung menghadap kita dan diberi label.
5.      Di simpan selama 1 (satu) jam dan dibaca tinggi plasmanya.




8)      Hasil Pengamatan :




































9)      Kesimpulan :
          Jadi laju endapan darah (LED) pada sampel A dengan waktu 1 (satu) jam adalah 4mm/jam.

10)  Pembahasan :
a.       Darah yang ada dalam tabung westergreen harus di mulai pada nilai nol mineskes atas karena darah berwarna, sedang kan di atas di mulai anggka 2 karena kurang teliti pada pemipetan darah.
b.      Faktor apa saja yang mempengaruhi LED ?
·     Jumlah eritrosit
·     Flasma
·     Mekanis dan fisik
c.       Mekanismenya seperti apa pada metode ini?
·     Fase 1 : pengendapan lambat yang pertama dengan waktu 15 menit yaitu sel darah melayang – layang menuju role. Role adalah eritrosit menempel satu sama lain.
·     Fase 2 : pengendapan cepat dengan waktu 30 menit yaitu eritrosis pada saat role.
·     Fase 3 : pengendapan lambat kedua yaitu keadaan eritrosit mengisi ruang yang kosong.


Baca Selengkapnya ....

TEKNIK MENIMBANG DAN MELARUTKAN ZAT KIMIA

Assalammu'alaikum,,, hai sahabatku yang baik hatinya...
:)
Saya mau sedikit share nih tentang Teknik Menimbang dan Melarutkan Zat Kimia....
Dimulai dari alat-alat apa aja yang harus disiapkan, sampai penghomogenannya didalam labu ukur,,
Untuk sahabat yang penasaran dan mau tau gimana caranya, silahkan putar video dibawah ini..!!!
semoga bermanfaat yah....
Trik SEO Terbaru support Online Shop Baju Wanita || Digital Areas - Original design by Bamz | Copyright of Belajar jadi Analis Handal.